Freak Hwarang #24

ohnajla | fantasy, romance, brothership, friendship | general | chaptered | All BTS member & Oh Sena 

Raja kerajaan Savanah ingin memberikan tahta kerajaan pada salah satu pangerannya. Tapi, pemberian tahta itu tidak semudah itu. Karena Raja Savanah ingin kerajaan jatuh pada orang yang tepat. Maka dari itu, misi aneh pun keluar sebagai penentu kualifikasi.


previous chapter

“Aku tidak pernah membayangkan akan melakukan ini dalam hidupku.”

Yoongi menciduk air dari timba lain kemudian menyiramkannya ke seluruh rambut hitam Sena. Lantas ia pun menggunakan tangannya untuk menyisir rambut itu agar busa-busanya cepat hilang.

“Sayang sekali aku tidak membawa kamera. Kalau aku membawanya sudah pasti aku akan mengabadikan pemandangan ini. Lalu kutunjukkan pada orang-orang, inilah aib seorang Min Yoongi.”

Pangeran berkulit nyaris albino itu cepat-cepat menciduk air lagi dan menyiramkannya ke muka Jung Hoseok. Sena yang melihatnya terpingkal. Jimin yang duduk di sebelah Hoseok hanya meringis melihat nasib hyung-nya yang satu itu.

“Beraninya menyebut ini aib. Ini bentuk cintaku ke si tarzan, arro?

Sena buru-buru memukul lengan Yoongi karena dengan seenaknya menyebut dia sebagai tarzan. “Aku ini punya nama! Haruskah kuperkenalkan lagi siapa namaku?”

“Akh … tanganmu kecil tapi keras sekali. Ne ne ne, namamu Oh Sena, yang tidak pernah keramas seperti tarzan.”

Yaa!

Jimin tersenyum tipis melihat perdebatan kecil kedua orang itu. Bolehlah menyebut dia iri karena memang itulah yang terjadi. Meskipun dia tidak bisa segamblang pernyataan cinta Yoongi, setidaknya dia ingin merasakan bagaimana manisnya berinteraksi ala love hate dengan gadis itu.

Setelah sesi kejar-kejaran tadi, Sena akhirnya tidak protes untuk dikeramasi oleh Yoongi. Sudah jelas tidak mungkin mereka melakukannya di kamar mandi. Maka dari itu di sinilah mereka sekarang, di tepi sungai depan pondok Sena bertemankan Jimin dan Hoseok.

Hari sudah nyaris gelap. Sisa-sisa raja siang masih ada di langit, berwarna oranye nyaris ungu. Namun keempat orang ini masih betah di sana.

Sena sibuk bermain-main bunga dandelion sambil menunggu Yoongi selesai membilas rambutnya. Sementara Hoseok sibuk dengan pikirannya sendiri sambil mengamati perubahan warna langit. Di sisi lain, Jimin menatap lurus pada sejoli di depannya dengan menenggelamkan setengah wajahnya di lipatan kakinya.

“Makan malam datang!!”

Tiba-tiba saja Seokjin dan Jungkook datang dari arah gerbang pondok. Masing-masing dari mereka membawa baki besar berisi beberapa sate ikan bakar. Keduanya menghampiri empat orang itu berada, lantas menyimpan dua baki besar itu di atas sebuah batu besar yang memiliki permukaan datar.

“Jungkook-a, ajak Namjoon dan Taehyung kemari,” perintah Seokjin begitu mereka menyimpan baki itu di sana. Jungkook menurut, dia langsung berlarian riang memasuki pondok untuk menjalankan perintah.

Sementara itu Seokjin menoleh pada Yoongi dan Sena yang masih bergeming pada kegiatannya. “Yaa, cepat selesaikan. Ikannya tidak akan enak kalau sudah dingin.”

“Ya, sebentar lagi,” balas Yoongi dengan tenang. Ia kembali menggunakan jari-jarinya untuk menyisir rambut basah Sena. Busa sudah tidak ada di rambut gadis itu, sekarang tinggal hanya mengeringkan saja. Diraihnya handuk yang sejak tadi bertengger di bahunya lantas menggunakannya untuk membungkus kepala Sena. Semua proses itu baru selesai tepat saat Namjoon dan Taehyung datang.

Namjoon yang berjalan di belakang Jungkook dan Taehyung langsung berhenti di tempat begitu retinanya mendapati Yoongi yang tengah mengusap-usap kepala Sena yang dibungkus handuk. Yoongi sepertinya tidak menyadari kehadirannya. Pangeran berkulit putih pucat itu bergegas pergi sambil membawa timba berisi air bekas prosesi keramas Sena. Sementara Sena memutar badan dan merangkak menghampiri Seokjin.

Namjoon menghela napas. Ia pun melanjutkan langkahnya dengan gontai menghampiri pangeran tertua yang kini tengah dikelilingi pangeran-pangeran lain termasuk juga Sena. Sebenarnya masih ada tempat kosong di sebelah Sena, tapi dia malah duduk di belakang Jungkook dan Taehyung, menyembunyikan diri.

“Aish, Yoongi ini tidak becus sekali sih,” keluh Seokjin yang otomatis membuat Namjoon merenggangkan lehernya ke atas, melihat keberadaan hyung-nya yang tepat di sebelah Sena. Bukannya ikut makan seperti yang lain, dia justru sibuk memperhatikan apa yang dilakukan Seokjin pada Sena.

“Harusnya sebelum rambutmu ditutup, rambutmu harus dikeringkan dulu. Kalau tidak begitu rambutmu akan jadi sarang ketombe. Tch, yang begitu saja kenapa dia tidak tahu?”

Sena hanya terkekeh mendengar omelan Seokjin sambil menyantap sate ikan. Dia begitu kelaparan karena tenaganya terbuang sia-sia saat main kejar-kejaran dengan Yoongi. Sama sekali tidak menyadari seseorang yang sejak tadi memperhatikannya.

“Yoongi hyung yang mencuci rambutnya?” tanya Taehyung yang seharian hanya tidur sampai tidak tahu apa yang sudah terjadi di sekitarnya.

“Ya, hyung itu entah kenapa tiba-tiba melakukannya. Mungkin dia sedang kerasukan sesuatu,” balas Hoseok sambil mengunyah ikan bagiannya.

“Ah … begitu,” gumam Taehyung sembari melirik pada Namjoon. Melihat Namjoon yang tidak memegang sate ikan, dia pun segera mengambilkan satu tusuk lalu diberikannya pada kakaknya itu.

“Namjoon hyung. Ambillah.”

Namjoon yang merasa dipanggil pun menoleh. Dia menatap Taehyung dan sate ikan di tangan pria itu sejenak lantas menerimanya.

Gomawo.”

Sena yang mendengar Taehyung memanggil nama lelaki yang disukainya pun langsung menoleh begitu Seokjin selesai membungkus rambutnya lagi.

“Namjoon? Mana mana?”

“Kenapa mencari Namjoon hyung?” celetuk Jungkook penasaran.

Bukannya menjawab pertanyaan Jungkook, Sena yang begitu mendapati keberadaan Namjoon pun cepat-cepat beranjak mendekat. Sebelum itu dia mengambil dua tusuk ikan lagi sebelum berpindah tempat duduk di samping pangeran keempat. Bertepatan saat itu dengan Yoongi datang.

“Kenapa kau di sini?” tanya si gadis dengan ceria. Dia sama sekali tidak malu saat menyandarkan kepalanya di bahu kokoh Namjoon sambil ditonton yang lain. Karena baginya ini adalah ruang mereka berdua, tak peduli siapa di sekitar, kalau Sena memang ingin, dia tidak akan ragu melakukannya.

Namjoon, beserta enam lainnya sama-sama tercengang.

Mungkin tidak dengan Taehyung. Karena dia sudah tau apa yang terjadi dengan Namjoon dan Sena dari pembicaraan Namjoon-Yoongi siang tadi.

Ah, dan satu lagi. Yoongi. Pangeran kedua itu awalnya memang berhenti di tempat, tapi setelah itu kembali berjalan seolah tidak melihat apa-apa. Dia duduk di tempat yang tadi diduduki Sena.

“Ka-kalian … kalian kenapa seperti itu?!” seru Hoseok yang sudah tidak tahan berteriak saking terkejutnya. Dia hanya tidak percaya, Sena terlihat begitu santai saat menyandarkan kepala di bahu pangeran sepantarannya, seperti … mereka berdua adalah pasangan kekasih.

Sena mengangkat dagunya untuk membalas tatapan Hoseok. Dengan senyum cerianya dia berujar. “Kenapa memangnya?”

“Kalian berpacaran?” Pertanyaan Seokjin langsung tepat di intinya. Namjoon yang mendengar itu entah kenapa tiba-tiba merona. Otomatis ia pun menunduk.

Beda lagi dengan Sena yang justru tersenyum geli. “Sebutannya berpacaran ya?” Ia pun menoleh pada Namjoon dengan sedikit mendongak sambil merangkul lengan pria itu. “Entah ya, tapi aku menyukainya.”

MWO?!” Seokjin, Hoseok, Jungkook ditambah dengan Jimin spontan berseru bersamaan. Lantas mereka pun menatap dua tersangka dengan penuh intimidasi, khususnya pada Namjoon.

Pangeran keempat itu melirik satu persatu saudaranya. Ia menghela napas begitu menyadari arti tatapan mereka.

Berikan kami penjelasan, Kim Namjoon.

“Err … sebenarnya, menyebut kami berpacaran itu agak berlebihan,” kata Namjoon yang langsung memecah keheningan di malam itu. Sekarang ini, dia, Seokjin, Hoseok, Jungkook dan Jimin masih tetap tinggal di tepi sungai sementara Sena dan dua pangeran lainnya ada di dalam pondok.

“Kalau begitu jelaskan padaku kenapa Sena bisa bicara seperti itu,” sahut Seokjin sedikit tak sabaran.

Namjoon menggaruk tengkuknya yang sedikit meremang. “Aku juga tidak mengerti kenapa dia bisa menyukaiku. Aku juga terkejut saat pertama kali mendengarnya.”

“Jadi sebelum saat ini dia pernah bicara begitu?” Kali ini pertanyaan dilontarkan oleh Hoseok.

Namjoon pun mengangguk. “Ya. Tadi bukan yang pertama.”

“Lalu kapan yang pertama?” tanya Jungkook.

“Hmmm … kurasa saat hari berburu?”

Mwo?! Jadi kalian berdua … aish! Ternyata seperti itu.” Hoseok mengacak rambutnya frustasi. “Kau tahu tidak bagaimana kesalnya aku saat harus menemani Yoongi hyung masuk hutan lagi untuk mencari kalian? Aku tidak percaya ini. Di saat kami sibuk mencari kalian ternyata kalian malah … ah sudahlah.”

“Tidak hanya kau saja yang kesulitan di hari itu, Hoseok-a. Hari itu aku dan Jungkook juga mati-matian bertahan hidup di hutan belantara,” sambung Seokjin sambil menatap sendu kepada Jungkook.

Namjoon lantas menunduk dalam. “Mianhae.”

“Nyawaku dan Taehyung bahkan hampir melayang kalau saja Ro tidak datang menolong kami,” sahut Jimin, yang sejak tadi hanya duduk diam, menyimak.

Namjoon makin merasa bersalah. “Mianhae. Mianhae.”

Keheningan pun kembali menyelimuti lingkaran ini.

Tiba-tiba saja Jungkook merentangkan kedua tangannya sambil menguap lebar. “Aaah! Ngantuknya. Kalian tidak mengantuk, Hyung?”

Entah hyung mana yang dimaksud, tapi secara otomatis semua hyung-nya yang di sana menoleh.

“Kau memang terbaik dalam urusan mencairkan suasana,” ucap Seokjin to the point. Dia juga ikut merentangkan tangan. Sebenarnya sejak tadi dia mengantuk tapi enggan untuk memperlihatkan itu karena suasana yang terlalu kaku.

“Aish, di sini juga semakin dingin,” sahut Hoseok yang dengan cepat memeluk tubuhnya sendiri yang sudah menggigil sejak tadi.

“Bagaimana kalau kita masuk sekarang?” ajak Jimin sambil menatap Namjoon. Mungkin iya, Jimin sangat iri pada Namjoon karena telah berhasil mendapatkan hati Sena. Namun dia tidak bisa membenci pria itu. Biar bagaimana pun, meski mereka tidak memiliki darah yang sama, mereka telah hidup bersama sejak lama sebagai keluarga. Jimin telah menganggap Namjoon sebagai kakaknya. Apakah harus dia membenci Namjoon hanya karena Sena yang bahkan tidak tahu tentang perasaannya?

Yah … Jimin bukan tipe pendendam seperti itu. Bahkan Ro saja telah dia maafkan meski pria itu tak bisa dia percaya lagi.

Namjoon sendiri yang masih dirundung rasa bersalah hanya bisa mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Jimin.

TBC 

Aku mau mudik nih ^_^ doain moga sampai dengan selamat dan kembali ke rumah dengan selamat ^_^ 

1 thought on “Freak Hwarang #24

  1. Wuihhh ada yg disidang ne,, sena ngak tau itu namanya pacaran, bener2 gadis tarzan, opss.. Kasian jg jimin, salut sm jimin ne orng hebat, bs mnerima keadaan dan memaafkan.. Abng yoongi ttp perjuangkan perasaanmu sm sena.. G mana na rambut sena setelah sdh kering dr acara keramasnya, mohon ya thor tampilin foti sena sewaktu rambutnya sdh keren.. Thanks

    Like

Leave a reply to herda Cancel reply